Sabtu, 23 Maret 2013

Psikoterapi ( Person Centered Therapy "Carl Rogers")


Person Centered Therapy (Rogers)

A.    Konsep Dasar Pandangan Carl Rogers Tentang Perilaku / Kepribadian
Carl Rogers adalah psikolog humanistik kebangsaan Amerika yang berfokus pada hubungan tarapeutik dan mengembangkan metode baru terapi berpusat pada klien. Rogers adalah salah satu individu yang pertama kali menggunakan istilah klien bukan pasien. Terapi berpusat pada klien berfkous pada peran klien, bukan ahli terapi, sebagai proses kunci penyembuhan. Rogers yakin bahwa setiap orang menjalani hidup di dunia secara berbeda dan mengetahui pengalaman terbaiknya. Menurut Rogers, klien benar – benar “berupaya untuk sembuh” dan dalam hubungan ahli terapi – klien yang suportif dan saling menghargai, klien dapat menyembuhkan dirinya sendiri. Klien berada di posisi terbaik untuk mengetahui pengalamannya sendiri dan memahami pengalamannya tersebut. Untuk memperoleh harga dirinya dan mencapai aktualisasi diri tersebut.

Konsep Carl Rogers tentang kepribadian
Berbagai istilah dan konsep yang muncul dalam penyajian teori Rogers mengenai kepribadian dan perilaku yang sering memiliki arti yang unik dan khas dalam orientasi sebagai berikut :
1.      Pengalaman
Pengalaman mengacu pada dunia pribadi individu. Setiap saat, sebagian dari hal ini terkait akan kesadaran. Misalnya, kita merasakan tekanan pena terhadap jari – jari kita seperti yang kita tulis. Beberapa mungkin sulit untuk membawa ke dalam kesadaran, seperti ide, “Aku orang yang agresif”. Sementara kesadaran masyarakat yang sebenarnya dari total lapangan pengalaman mereka mungkin terbatas, setiap individu adalah satu – satunya yang bisa tahu itu seluruhnya.
2.      Realitas
Untuk tujuan psikologis, realitas pada dasarnya adalah dunia pribadi dari persepsi individu, meskipun untuk tujuan sosial realitas terdiri dari orang – orang yang memiliki persepsi tingkat tinggi kesamaan antara berbagai individu. Dua orang akan setuju pada kenyataan bahwa orang tertentu adalah politisi. Satu melihat dirinya sebagai seorang wanita baik yang ingin membantu orang dan berdasarkan kenyataan orang menilai untuk dirinya. Kenyataannya orang lain adalah bahwa politisi menyisihkan uang untuk rakyat dalam memiliki tujuan untuk memenangi hati dari rakyat. Oleh karena itu orang ini memberi suara padanya (wanita). Dalam terapi, di sebut sebagai merubah perasaan dan merubah persepsi.
3.      Organisme Bereaksi sebagai Terorganisir yang utuh
Seseorang mungkin lapar, tetapi karena harus menyelesaikan laporan. Maka, orang tersebut akan melewatkan makan siang. Dalam psikoterapi, klien sering menjadi lebih jelas tentang apa yang lebih penting bagi mereka. Sehingga perubahan perilaku di arahkan dalam tujuan untuk di klasifikasikan. Seorang politisi dapat memutuskan untuk tidak mrncalonkan diri untuk mendapatkan jabatan karena ia memutuskan bahwa kehidupan keluarganya lebih penting dari pada mencalonkan diri sebagai pejabat.
4.      Organisme mengaktualisasi kecenderungan (The Organism Actualizing Tendency)
Ini adalah prinsip utama dalam tulisan – tulisan dari Kurt Goldstein, Hobart Mowrer, Harry Stack Sullivan, Karen Horney, dan Andras Angyai. Untuk nama hanya beberapa. Perjuangan untuk mengajarkan anak dalam belajar jalan adalah sebuah contoh. Ini adalah keyakinan Rogers dan keyakinan sebagaian besar teori kepribadian yang lain. Di beri pilihan bebas dan tidak adanya kekuatan eksternal. Individu lebih memilih untuk menjadi sehat daripada sakit, untuk menjadi independen dari pada bergantung. Dan secara umum untuk mendorong pengembangan optimal dari organisme total.
5.      Frame Internal Referensi
Ini adalah bidang persepsi individu. Ini adalah cara dunia muncul dan sebuah makna yang melekat pada pengalaman dan melibatkan perasaaan. Dari titik orang memiliki pusat pandangan. Kerangka acuan internal memberikan pemahamana sepenuhnya tentang mengapa orang berperilaku seperti yang mereka lakukan. Hal ini harus di bedakan dari penilaian eksternal perilaku, sikap, dan kepribadian.

6.      Konsep Diri
Istilah – istilah mengacu pada gesalt, terorganisir konsisten, konseptual terdiri dari persepsi karakteristik “I” atau “saya” dan persepsi tentang hubungan dari “I” atau “Aku” kepada orang lain dan berbagai aspek kehidupan, bersama dengan nilai – nilai yang melekat pada persepsi ini. Menurut Gesalt kesadaran merupakan cairan dan proses perubahan.
7.      Symbolization
Ini adalah proses di mana individu menjadi sadar. Ada kecenderungan untuk menolak simbolisasi untuk pengalaman berbeda dengan konsep dirinya. Misalnya, orang – orang menganggap dirinya benar akan cenderung menolak simbolisasi tindakan berbohong. Pengalaman ambigu cenderung di lambangkan dengan cara yang konsisten dengan konsep diri. Seorang pembicara kurang percaya diri dapat di lambangkan khalayak diam sebagai terkesan, orang yang percaya diri dapat melambangkan sebuah kelompok yang penuh perhatian dan tertarik.
8.      Penyesuaian Psikologis & Ketidakmampuan Menyesuaikan diri
Hal ini mengacu pada konsistensi, atau kurangnya konsistensi, antara pengalaman individu sensorik dan konsep diri. Sebuah konsep diri yang mencakup unsur – unsur kelemahan dan ketidaksempurnaan memfasilitasi simbolisasi dari pengalaman kegagalan. Kebutuhan untuk menolak atau mendistorsi pengalaman seperti tidak ada dan karena itu menumbuhkan kondisi penyesuaian psikologis.
9.      Organismic Valuing Process
Ini adalah proses yang berkelanjutan di mana individu bebas bergantung pada bukti indra mereka sendiri untuk membuat penilaian. Hal ini yang berbeda dengan sistem fixed menilai intrijected di tandai dengan “kewajiban” dan “keharusan” dan juga dengan apa yang seharusnya benar / salah. Proses menilai organismic konsisten dengan hipotesis.
10.  The Fully Functioning Person
Rogers mendefinisikan mereka yang bergantung pada Organismic valuing process seperti Fully functioning person. Dapat mengalami semua perasaan mereka, ketakutan, memungkinkan kesadaran bergerak bebas di dalam pikiran mereka dan melalui pengalaman mereka.

B.    Unsur – Unsur Terapi (Person – Centered)
1.      Peran Terapis
Menurut Rogers, peran terapis bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap – sikap mereka, tidak pada teknik – teknik yang di rancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian menunjukkan bahwa sikap – sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik – teknik yang mereka miliki. Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. Rogers, juga menulis tentang I-Thou. Terapis menyadari bahasa verbal dan nonverbal klien dan merefleksikannya kembali. Terapis dan klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan di capai. Terapis percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin di capainya. Terapis hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial.
2.      Tujuan Terapis
Rogers berpendapat bahwa terapis tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa memberi penilaian.

C.     Teknik – Teknik Terapi
Untuk terapis person – centered, kualitas hubungan terapis jauh lebih penting daripada teknik. Rogers, percaya bahwa ada tiga kondisi yang perlu dan sudah cukup terapi, yaitu :
1.      Empathy
2.      Positive Regard (acceptance)
3.      Congruence

Empati adalah kemampuan terapis untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali kepada mereka. Empati adalah usaha untuk berpikir bersama dan bukan berpikir tentang atau mereka. Rogers mengatakan bahwa penelitian yang ada makin menunjukkan bahwa empati dalam suatu hubungan mungkin adalah faktor yang paling berpengaruh dan sudah pasti merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dan pembelajaran.
Positive Regard yang di kenal juga sebagai akseptansi adalah geunine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi – sangat menghargai klien karena keberadaannya.
Congruence / Kongruensi adalah kondisi transparan dalam hubungan tarapeutik dengan tidak memakai topeng atau pulasan – pulasan.
Menurut Rogers perubahan kepribadian yang positif dan signifikan hanya bisa terjadi di dalam suatu hubungan.

Source / Sumber :

Corsini, R. (2000). CURRENT PSYCHOTHERAPIES. Itasca , Illinois: F.E. PeacockPublishers.
Murad, J. (2006). Dasar - Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia.
Semiun, Y. (2010). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.

Jumat, 15 Maret 2013

Psikoterapi


A.  Pengertian Psikoterapi ?
Jawaban : Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan prinsip – prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran, dan perasaan pasien agar membantu pasien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah – masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.
B.  Sebutkan & jelaskan tujuan dari Psikoterapi?
Jawaban : ada 5 tujuan dari Psikoterapi, antara lain sebagai berikut
1.      Pikiran – pikiran kalut. Individu – individu yang mengalami kesulitan secara khas menderita konfusi, pola – pola pikiran yang dekstruktif, atau tidak memahami masalah – masalah mereka sendiri. Para terapis berusaha mengubah pikiran – pikiran ini dan memberikan ide – ide atau informasi baru, dan membimbing individu – individu tersebut untuk menemukan pemecahan – pemecahan terhadap masalah mereka sendiri.
2.      Emosi – emosi yang kalut. Orang – orang yang mencari terapi pada umumnya mengalami emosi yang sangat tidak menyenangkan. Dengan mendorong pasien untuk mengungkapkan secara bebas perasaan – perasaan dan memberikan suatu lingkungan yang menunjang, para terapis membantu mereka menggantikan perasaan – perasaan mereka tersebut, seperti perasaan putus asa dan perasaan tidak mampu dengan perasaan – perasaan yang tidak mengandung harapan dan percaya akan diri sendiri.
3.      Tingkah laku – tingkah laku yang kalut. Individu – individu yang mengalami kesulitan biasanya memperlihatkan tingkah laku – tingkah laku yang mengandung masalah. Para terapis membantu pasien – pasien mereka menghilangkan tingkah laku – tingkah laku yang mengganggu itu dan membimbing mereka pada kehidupan yang lebih efektif.
4.      Kesulitan – kesulitan antarpribadi dan situasi kehidupan. Para terapis membantu para pasien memperbaiki hubungan mereka dengan keluarga, teman – teman, dan kolega – kolega seprofesi. Mereka juga membantu para pasien itu menghindari atau mengurangi sumber – sumber stress dalam kehidupan mereka seperti tuntutan pekerjaan atau konflik – konflik keluarga.
5.      Gangguan – gangguan biomedis. Individu – individu yang mengalami kesulitan kadang – kadang menderita gangguan biomedis yang langsung menyebabkan atau menambah kesulitan – kesulitan psikologis. Para terapis membantu menghilangkan masalah – masalah ini pertama – tama dengan obat – obatan, dan kadang – kadang dengan terapi elektrokonvulsif atau psikobedah. Meskipun kebanyakan terapis dapat bekerja dengan para pasien – pasien dalam bidang ini tetapi penekanan berbeda menurut latar belakang pendidikan terapis. Para terapis yang menggunakan teknik biomedis berusaha merubah gangguan – gangguan biologis.
C.  Sebutkan & jelaskan unsur Psikoterapi?
Jawaban : beberapa unsur pada psikoterapi berikut ini
1.      Peran sosial : peran yang menunjang pada pasien dalam perubahan dalam diri pasien yang berkaitan dengan martabat.
2.      Hubungan : hubungan pasien terhadap lingkungan yang di pehatikan para terapis sebagai unsur dalam psikoterapis.
3.      Reedukasi : kajian bio kognitif terapis pada pasien.
4.      Rehabilitasi : cara terapis dalam mengobati para pasien.

D.  Sebutkan & jelaskan perbedaan Psikoterapi dengan konseling?
Jawaban : Menurut thompson & rudolph (1983) Psikoterapi dapat dibedakan dengan konseling.

KONSELING
PSIKOTERAPI
1.      Klien
2.      Gangguan yang kurang serius
3.      Masalah : jabatan, pendidikan
4.      Berhubungan dengan pencegahan
5.      Lingkungan pendidikan & nonmedis.
6.      Berhubungan dengan kesadaran.
7.      Metode pendidikan.
1.      Pasien.
2.      Gangguan yang serius.
3.      Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan.
4.      Berhubungan dengan penyembuhan.
5.      Lingkungan medis.
6.      Berhubungan dengan ketidaksabaran.
7.      Metode penyembuhan.

               Psikoterapis                                                          Konselor




                                                                                          Bimbingan   
                                                                                            Terarah
               Masalah
           Intrapersonal                                                       Masalah Peran


                           Intensitas Gangguan
ilustrasi di atas yang di gambarkan oleh Hansen, Stevic dan Warner (1986) untuk mendeskripsikan perbedaan konseling dan psikoterapi.

E.  Jelaskan mengenai pendekatan psikoterapi terhadap mental illness?
Jawaban : Berikut ini beberapa pendekatan psikoterapi
1.      Psikoanalisis : pada pendekatan ini terapis menghilangkan beberapa kecemasan pasien yang membuat konflik – konflik pada diri pasien. Dengan begitu terapis mencari konflik – konflik para pasien dan menghilangkan kecemasannya.
2.      Pendekatan Belajar : Karena kecemasan merupakan pengkondisiam yang tidak tepat, maka pendekatan belajar adalah cara terapis untuk menghilangkan kecemasan sehingga pengkondisian dalam diri pasien berjalan dengan baik dengan cara menghapus respon ketakutan yang bagian dari kecemasan dan belajar relaks.
3.      Pendekatan Tingkah – laku Kognitif : teknik ini di sebut dengan teknik menghentikan pikiran. Teknik ini di gunakan kalau pasien memberikan sinyal pada terapis yang menunjukkan bahwa suatu pikiran obsesif pelan – pelan timbul pada kesadarannya di mana pada saat itu terapis berteriak “Berhenti!!” tidak mengherankan kalau pasien dikagetkan dan segra menyadari bahwa interupsi ini mengusir pikiran – pikirannya yang tidak dikehendaki. Pasien kemudian dilatih untuk mengucapkan kata berhenti dengan suara harus bila pikiran – pikiran atau gambaran – gambaran yang mengganggu itu menyerang kesadarannya.
4.      Pendekatan Fisiologis : pada pendekatan ini terapis hanya memberikan obat – obat penenang pada pasien agar mengurangi beberapa perilaku yang di munculkan di luar kesadaran pasien.

F.   Sebutkan & jelaskan bentuk utama terapi?
Jawaban : Beberapa bentuk utama terapi adalah sebagai berikut.
1.      Supportive Therapy : terapis berusaha memperkuat resistensi – resistensi. Ini mungkin perlu bagi para pasien – pasien yang mengalami keadaan psikotik. Hanya dalam psikoanalisis terapis berusaha menemukan penyebab, tujuan, cara, dan sejarah resistensi – resistensi itu.
2.      Reeducative Therapy : meliputi umpan balik biokognitif dan rasional emotif, desentisisasi, dan terapi realitas.
3.      Reconstructive Therapy : yang meliputi macam – macam teknil psikoanalisis, konseling terpusat pada pasien, terapi bermain pada anak dan terapi gesalt.
Sumber :

Gunarsa, S. D. (2007). Konseling Dan Psikoterapi. Jakarta: Ikrar Mandiriabadi.
murad, j. (2006). DASAR - DASAR KONSELING. Jakarta: Universitas Indonesia.
Semiun, Y. (2010). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius.
Semiun, Y. (2010). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius.