Person Centered Therapy
(Rogers)
A. Konsep Dasar Pandangan Carl Rogers Tentang Perilaku / Kepribadian
Carl Rogers adalah psikolog
humanistik kebangsaan Amerika yang berfokus pada hubungan tarapeutik dan
mengembangkan metode baru terapi berpusat pada klien. Rogers adalah salah satu
individu yang pertama kali menggunakan istilah klien bukan pasien. Terapi
berpusat pada klien berfkous pada peran klien, bukan ahli terapi, sebagai
proses kunci penyembuhan. Rogers yakin bahwa setiap orang menjalani hidup di
dunia secara berbeda dan mengetahui pengalaman terbaiknya. Menurut Rogers,
klien benar – benar “berupaya untuk sembuh” dan dalam hubungan ahli terapi –
klien yang suportif dan saling menghargai, klien dapat menyembuhkan dirinya
sendiri. Klien berada di posisi terbaik untuk mengetahui pengalamannya sendiri
dan memahami pengalamannya tersebut. Untuk memperoleh harga dirinya dan
mencapai aktualisasi diri tersebut.
Konsep Carl
Rogers tentang kepribadian
Berbagai istilah dan konsep yang
muncul dalam penyajian teori Rogers mengenai kepribadian dan perilaku yang
sering memiliki arti yang unik dan khas dalam orientasi sebagai berikut :
1.
Pengalaman
Pengalaman mengacu pada dunia
pribadi individu. Setiap saat, sebagian dari hal ini terkait akan kesadaran.
Misalnya, kita merasakan tekanan pena terhadap jari – jari kita seperti yang
kita tulis. Beberapa mungkin sulit untuk membawa ke dalam kesadaran, seperti
ide, “Aku orang yang agresif”. Sementara kesadaran masyarakat yang sebenarnya
dari total lapangan pengalaman mereka mungkin terbatas, setiap individu adalah
satu – satunya yang bisa tahu itu seluruhnya.
2.
Realitas
Untuk tujuan psikologis, realitas
pada dasarnya adalah dunia pribadi dari persepsi individu, meskipun untuk
tujuan sosial realitas terdiri dari orang – orang yang memiliki persepsi
tingkat tinggi kesamaan antara berbagai individu. Dua orang akan setuju pada
kenyataan bahwa orang tertentu adalah politisi. Satu melihat dirinya sebagai
seorang wanita baik yang ingin membantu orang dan berdasarkan kenyataan orang
menilai untuk dirinya. Kenyataannya orang lain adalah bahwa politisi
menyisihkan uang untuk rakyat dalam memiliki tujuan untuk memenangi hati dari
rakyat. Oleh karena itu orang ini memberi suara padanya (wanita). Dalam terapi,
di sebut sebagai merubah perasaan dan merubah persepsi.
3.
Organisme
Bereaksi sebagai Terorganisir yang utuh
Seseorang mungkin lapar, tetapi
karena harus menyelesaikan laporan. Maka, orang tersebut akan melewatkan makan
siang. Dalam psikoterapi, klien sering menjadi lebih jelas tentang apa yang
lebih penting bagi mereka. Sehingga perubahan perilaku di arahkan dalam tujuan
untuk di klasifikasikan. Seorang politisi dapat memutuskan untuk tidak
mrncalonkan diri untuk mendapatkan jabatan karena ia memutuskan bahwa kehidupan
keluarganya lebih penting dari pada mencalonkan diri sebagai pejabat.
4.
Organisme
mengaktualisasi kecenderungan (The Organism Actualizing Tendency)
Ini adalah prinsip utama dalam
tulisan – tulisan dari Kurt Goldstein, Hobart Mowrer, Harry Stack Sullivan,
Karen Horney, dan Andras Angyai. Untuk nama hanya beberapa. Perjuangan untuk
mengajarkan anak dalam belajar jalan adalah sebuah contoh. Ini adalah keyakinan
Rogers dan keyakinan sebagaian besar teori kepribadian yang lain. Di beri
pilihan bebas dan tidak adanya kekuatan eksternal. Individu lebih memilih untuk
menjadi sehat daripada sakit, untuk menjadi independen dari pada bergantung.
Dan secara umum untuk mendorong pengembangan optimal dari organisme total.
5.
Frame
Internal Referensi
Ini adalah bidang persepsi individu.
Ini adalah cara dunia muncul dan sebuah makna yang melekat pada pengalaman dan
melibatkan perasaaan. Dari titik orang memiliki pusat pandangan. Kerangka acuan
internal memberikan pemahamana sepenuhnya tentang mengapa orang berperilaku
seperti yang mereka lakukan. Hal ini harus di bedakan dari penilaian eksternal
perilaku, sikap, dan kepribadian.
6.
Konsep
Diri
Istilah – istilah mengacu pada
gesalt, terorganisir konsisten, konseptual terdiri dari persepsi karakteristik “I”
atau “saya” dan persepsi tentang hubungan dari “I” atau “Aku” kepada orang lain
dan berbagai aspek kehidupan, bersama dengan nilai – nilai yang melekat pada
persepsi ini. Menurut Gesalt kesadaran merupakan cairan dan proses perubahan.
7.
Symbolization
Ini adalah proses di mana individu
menjadi sadar. Ada kecenderungan untuk menolak simbolisasi untuk pengalaman
berbeda dengan konsep dirinya. Misalnya, orang – orang menganggap dirinya benar
akan cenderung menolak simbolisasi tindakan berbohong. Pengalaman ambigu
cenderung di lambangkan dengan cara yang konsisten dengan konsep diri. Seorang pembicara
kurang percaya diri dapat di lambangkan khalayak diam sebagai terkesan, orang
yang percaya diri dapat melambangkan sebuah kelompok yang penuh perhatian dan
tertarik.
8.
Penyesuaian
Psikologis & Ketidakmampuan Menyesuaikan diri
Hal ini mengacu pada konsistensi,
atau kurangnya konsistensi, antara pengalaman individu sensorik dan konsep
diri. Sebuah konsep diri yang mencakup unsur – unsur kelemahan dan ketidaksempurnaan
memfasilitasi simbolisasi dari pengalaman kegagalan. Kebutuhan untuk menolak
atau mendistorsi pengalaman seperti tidak ada dan karena itu menumbuhkan
kondisi penyesuaian psikologis.
9.
Organismic
Valuing Process
Ini adalah proses yang berkelanjutan di
mana individu bebas bergantung pada bukti indra mereka sendiri untuk membuat
penilaian. Hal ini yang berbeda dengan sistem fixed menilai intrijected di
tandai dengan “kewajiban” dan “keharusan” dan juga dengan apa yang seharusnya
benar / salah. Proses menilai organismic konsisten dengan hipotesis.
10. The Fully Functioning Person
Rogers mendefinisikan mereka yang
bergantung pada Organismic valuing process seperti Fully functioning person. Dapat
mengalami semua perasaan mereka, ketakutan, memungkinkan kesadaran bergerak
bebas di dalam pikiran mereka dan melalui pengalaman mereka.
B. Unsur – Unsur Terapi (Person –
Centered)
1.
Peran
Terapis
Menurut Rogers, peran terapis
bersifat holistik, berakar pada cara mereka berada dan sikap – sikap mereka,
tidak pada teknik – teknik yang di rancang agar klien melakukan sesuatu. Penelitian
menunjukkan bahwa sikap – sikap terapislah yang memfasilitasi perubahan pada
klien dan bukan pengetahuan, teori, atau teknik – teknik yang mereka miliki. Terapis
menggunakan dirinya sendiri sebagai instrument perubahan. Fungsi mereka
menciptakan iklim terapeutik yang membantu klien untuk tumbuh. Rogers, juga menulis
tentang I-Thou. Terapis menyadari
bahasa verbal dan nonverbal klien dan merefleksikannya kembali. Terapis dan
klien tidak tahu kemana sesi akan terarah dan sasaran apa yang akan di capai. Terapis
percaya bahwa klien akan mengembangkan agenda mengenai apa yang ingin di
capainya. Terapis hanya fasilitator dan kesabaran adalah esensial.
2.
Tujuan
Terapis
Rogers berpendapat bahwa terapis
tidak boleh memaksakan tujuan – tujuan atau nilai – nilai yang di milikinya
pada pasien. Fokus dari terapi adalah pasien. Terapi adalah nondirektif, yakni
pasien dan bukan terapis memimpin atau mengarahkan jalannya terapi. Terapis memantulkan
perasaan – perasaan yang di ungkapkan oleh pasien untuk membantunya berhubungan
dengan perasaan – perasaanya yang lebih dalam dan bagian – bagian dari dirinya
yang tidak di akui karena tidak diterima oleh masyarakat. Terapis memantulkan
kembali atau menguraikan dengan kata – kata pa yang di ungkapkan pasien tanpa
memberi penilaian.
C. Teknik – Teknik Terapi
Untuk terapis person – centered, kualitas hubungan terapis jauh lebih penting
daripada teknik. Rogers, percaya bahwa ada tiga kondisi yang perlu dan sudah
cukup terapi, yaitu :
1.
Empathy
2.
Positive
Regard (acceptance)
3.
Congruence
Empati adalah kemampuan terapis
untuk merasakan bersama dengan klien dan menyampaikan pemahaman ini kembali
kepada mereka. Empati adalah usaha untuk berpikir bersama dan bukan berpikir
tentang atau mereka. Rogers mengatakan bahwa penelitian yang ada makin
menunjukkan bahwa empati dalam suatu hubungan mungkin adalah faktor yang paling
berpengaruh dan sudah pasti merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan
dan pembelajaran.
Positive Regard yang di kenal juga sebagai akseptansi adalah geunine caring yang mendalam untuk klien sebagai pribadi – sangat menghargai
klien karena keberadaannya.
Congruence / Kongruensi adalah kondisi transparan dalam
hubungan tarapeutik dengan tidak memakai topeng atau pulasan – pulasan.
Menurut Rogers perubahan kepribadian yang positif dan
signifikan hanya bisa terjadi di dalam suatu hubungan.
Source / Sumber :
Corsini, R.
(2000). CURRENT PSYCHOTHERAPIES. Itasca , Illinois: F.E.
PeacockPublishers.
Murad, J. (2006). Dasar
- Dasar Konseling. Jakarta: Universitas Indonesia.
Semiun, Y. (2010).
Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.